Kampung Jambu Agrefi: Destinasi Wisata Edukasi dan Agrowisata yang Menarik di Bengkulu
Bengkulu, Mediasinardunia.com - Terletak di Jalan Mahoni, Bumiayu, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu, Kampung Jambu Agrefi telah menjadi destinasi wisata edukasi dan agrowisata yang ramai dikunjungi oleh masyarakat.
Dikelola oleh Nova Fatma dan suaminya, Nizar, kampung ini menawarkan pengalaman wisata memetik buah jambu langsung dari pohonnya serta edukasi mengenai cara budidaya tanaman jambu.
Dengan tiket masuk seharga Rp. 5.000 per orang, pengunjung dapat menikmati keindahan kebun jambu yang luas dan asri tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan untuk parkir kendaraan.
"Aturannya sangat sederhana. Yang penting, pengunjung menjaga etika, tidak membuang makanan sembarangan, dan selalu menjaga kebersihan," ujar Nova Fatma di Kampung Jambu Agrefi, pada Minggu, 29 September 2024.
Di Kampung Jambu Agrefi, terdapat lima jenis jambu yang dibudidayakan, salah satunya adalah jambu madu deli.
Nova menjelaskan bahwa jambu ini mengalami modifikasi sehingga memiliki ukuran yang lebih besar, warna buah yang bervariasi seperti pink, hijau, dan putih, serta rasa yang lebih manis.
"Ketika buah jambu ini sudah banyak dan siap panen, pohonnya tampak seperti pohon bunga sakura," tambahnya.
Nova juga menyebutkan bahwa Kampung Jambu Agrefi telah dibuka untuk umum selama tiga tahun, tepatnya sejak tiga kali perayaan Idul Adha. Selama itu pula, tempat ini telah menjadi destinasi favorit masyarakat Bengkulu yang ingin melepas penat dari rutinitas.
“Tempat ini menawarkan momen kebahagiaan bersama. Bagi yang lelah bekerja di kantor atau suntuk di rumah, silakan datang ke sini untuk bersantai,” ungkapnya.
Selain jambu madu deli, Kampung Jambu Agrefi juga memiliki jenis jambu lainnya seperti jambu kristal merah dan kristal putih.
"Jambu kristal merah memiliki ukuran besar, daging buahnya tebal, dan hampir tidak berbiji. Sementara jambu kristal putih digemari oleh ibu-ibu dan mahasiswa karena teksturnya yang renyah, bahkan lebih enak daripada apel," jelas Nova.
Kampung Jambu Agrefi tidak hanya menjadi tempat wisata, tetapi juga berfungsi sebagai tempat edukasi bagi para pelajar dari tingkat TK hingga perguruan tinggi.
Selain itu, tempat ini juga menjadi lokasi penelitian bagi mahasiswa dan peneliti, termasuk penelitian mengenai khasiat jambu merah sebagai bahan pembuatan obat generik untuk penyakit demam berdarah (DBD).
Dalam pengelolaannya, Nizar, suami Nova Fatma, menjelaskan bahwa mereka mengandalkan pupuk anorganik yang diolah sendiri melalui proses fermentasi.
"Kami banyak menggunakan pupuk dari pupuk kandang yang diolah sendiri. Namun, tantangan terbesar yang kami hadapi saat ini adalah cuaca yang tidak stabil dan harga bahan racun hama yang semakin tinggi," kata Nizar.
Di tengah tantangan tersebut, pasangan ini terus berupaya menjaga kualitas tanaman mereka.
"Cuaca kemarau sangat berpengaruh terhadap tanaman kami. Selain itu, harga racun hama juga meningkat drastis, dari Rp35.000 menjadi Rp50.000 per item. Kondisi ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi kami sebagai petani," tambahnya.
Inspirasi pendirian Kampung Jambu Agrefi berasal dari keinginan Nova dan Nizar untuk menghadirkan suasana agrowisata di tengah kota.
"Ketika kami berjalan-jalan ke luar kota, terutama ke daerah Jawa, kami melihat banyak lahan yang ditanami berbagai jenis tanaman. Kami berpikir, mengapa tidak mencoba membuat hal yang serupa di Bengkulu?" kata Nova.
Kampung Jambu Agrefi kini tidak hanya menjadi tempat wisata dan edukasi, tetapi juga pusat penelitian dan konservasi tanaman jambu di Bengkulu.
Nova dan Nizar berharap bahwa dengan adanya kampung jambu ini, masyarakat Bengkulu dapat lebih mengenal dan mencintai tanaman lokal serta menginspirasi orang lain untuk mengembangkan potensi agrikultur di kota mereka.
Dengan luas lahan sekitar satu hektar, Kampung Jambu Agrefi menawarkan berbagai aktivitas seru seperti memetik jambu, berfoto di tengah kebun yang hijau, dan menikmati suasana alam yang asri.
Tempat ini menjadi pilihan ideal bagi keluarga, pelajar, dan siapa saja yang ingin menghabiskan waktu di alam sambil menikmati buah segar langsung dari pohonnya.