Skip to main content
x
Ketua Badan Musyawarah Pendidikan Swasta (BMPS) Kota Bengkulu, Sutanpri mengatakan saat ini sekolah-sekolah swasta tingkat SMA khususnya yang ada di Kota Bengkulu terancam tidak memiliki siswa karena hampir semua lulusan SMP yang ada di Kota Bengkulu dengan kisaran 5.700 siswa, berlomba-lomba untuk masuk ke sekolah negeri. 

Kekurangan Siswa, Sekolah Swasta Terancam Tutup

Bengkulu - Mediasinardunia.com - Ketua Badan Musyawarah Pendidikan Swasta (BMPS) Kota Bengkulu, Sutanpri mengatakan saat ini sekolah-sekolah swasta tingkat SMA khususnya yang ada di Kota Bengkulu terancam tidak memiliki siswa karena hampir semua lulusan SMP yang ada di Kota Bengkulu dengan kisaran 5.700 siswa, berlomba-lomba untuk masuk ke sekolah negeri. 

Banyaknya ruang belajar yang ada di 11 SMA Negeri di Kota Bengkulu yang hampir mendekati 12 ruang belajar per sekolah, setiap tahunnya hampir menyerap 4.000-an siswa dari empat jalur penerimaan yang dilakukan sehingga hanya menyisakan kisaran 1.700 siswa, yang sebagian juga terserap ke sekolah kejuruan atau SMK Negeri serta MA Negeri. 

Hal tersebut dikatakan Sutanpri memang tidak menyalahi, karena masyarakat juga tidak bisa dipaksakan untuk bersekolah di swasta dengan berbagai alasan terutama biaya. 

Hanya saja para pengelola sekolah swasta berharap keberadaan mereka juga diperhatikan pemerintah dalam hal ini melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu, dengan melakukan peninjauan kuota ruang belajar di tingkat sekolah negeri sehingga masih menyisakan jumlah yang cukup untuk sekolah-sekolah swasta.  

“Dari 27 sekolah swasta tingkat SMA dan MA yang ada di Kota Bengkulu setiap tahunnya hanya tiga sekolah yang memenuhi kuota PPDB sesuai aturan penyaluran Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yakni minimal 60 orang dalam satu satuan pendidikan. Sementara sisanya hanya mendapatkan murid dibawah dari 10 orang siswa bahkan ada yang hanya 2 dan 3 siswa di satu sekolah,” ujar Sutanpri. 

Jika penerapan aturan terkait Dana BOS diterapkan, maka sekolah-sekolah yang tidak memenuhi kuota siswa tersebut bisa tutup dan berakibat pada tingkat pengangguran baru.

Kondisi itu dikatakan Sutanpri terus disampaikan dalam rapat koordinasi persiapan PPDB setiap tahunnya namun tidak ada perubahan.