Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mukomuko kini melakukan langkah konkret untuk meningkatkan produktivitas petani
MUKOMUKO, Mediasinardunia.com – Dorongan untuk mencapai swasembada beras di Kabupaten Mukomuko semakin nyata. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mukomuko kini melakukan langkah konkret untuk meningkatkan produktivitas petani. Target besar telah ditetapkan: mulai tahun 2026, petani di Mukomuko diharapkan mampu menanam padi hingga tiga kali dalam setahun—sebuah prestasi yang sulit dicapai sebelumnya karena minimnya irigasi dan pola tanam yang mengandalkan hujan.
Program Optimasi Lahan (Oplah) non rawa dari pemerintah pusat memberikan angin segar bagi sektor pertanian tahun ini. Sebanyak 809 hektare lahan di Mukomuko dijadikan penerima program tersebut, yang dikelola oleh sembilan kelompok tani yang saat ini tengah aktif mengelola lahan tersebut. Kecamatan Ipuh merupakan penyumbang terbesar, menjadi pusat percepatan menuju swasembada.
Kasi Saprodi, Alsintan, dan Pembiayaan Dinas Pertanian Mukomuko, Dodi Hardiansyah SP, menyatakan bahwa enam dari sembilan kelompok penerima program berlokasi di Kecamatan Ipuh dengan total lahan lebih dari 100 hektare.
“Dengan tambahan jaringan irigasi air tanah, kita yakin petani di Ipuh dapat menanam padi tiga kali setahun pada tahun 2026,” kata Dodi.
Hingga saat ini, kendala utama petani adalah ketergantungan pada curah hujan. Sawah yang tadah hujan menyebabkan jadwal tanam sering berubah dan produksi tidak stabil. Pola tanam menjadi tidak teratur: kadang bisa ditanam, kadang harus menunggu cuaca.
“Petani selama ini tergantung pada hujan. Dengan sistem irigasi yang lebih baik, kita dapat mengubah pola tersebut,” jelasnya.
Sebagian besar petani di Ipuh masih menggunakan aliran pipa dari dataran tinggi untuk menyirami sawah. Namun sistem ini tidak cukup untuk mendukung kebutuhan air, terutama saat musim kemarau tiba. Oleh karena itu, Dodi menekankan pentingnya pembangunan jaringan irigasi yang lebih permanen dan terstruktur.
Baginya, ketersediaan air bukan hanya tentang kenyamanan, tetapi juga kunci untuk meningkatkan intensitas tanam dan produksi secara signifikan.
“Inilah upaya bersama. Jika jaringan irigasi sudah memadai, petani tidak akan lagi tergantung pada hujan. Menanam padi tiga kali setahun bukan hanya mimpi—ini adalah peluang nyata yang sudah di depan mata,” Tutupnya.(Adv)