Skip to main content
x
Abrasi Pantai di Bengkulu Tengah, Ancaman Krisis Iklim dan Penyelamatan Warga. 28/06/2024 (Ari/Mediasinardunia.com)

Abrasi Pantai di Bengkulu Tengah, Ancaman Krisis Iklim dan Penyelamatan Warga

Bengkulu Tengah, Mediasinardunia.com – Enam unit rumah warga telah hancur akibat abrasi pantai yang terjadi di Blok 1 Dusun 5 Desa Pekik Nyaring, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu dalam kurun waktu 6 tahun terakhir.

Rinciannya adalah satu unit rumah hancur akibat abrasi pantai pada tahun 2019, dua rumah hancur pada tahun 2023, dan tiga rumah terkena abrasi pada 6 Juni 2024. Sedangkan sekitar 15 rumah lainnya berpotensi terdampak abrasi.

Di Bengkulu, dengan 184 Desa yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia, terancam oleh abrasi dan terpengaruh secara langsung akibat krisis iklim. Sebelumnya, Kanopi Hijau Indonesia telah memberikan peringatan terkait hal ini.

Pada tahun 2022, Kanopi Hijau Indonesia merilis hasil analisis yang menunjukkan bahwa Sumatera bagian barat mengalami laju abrasi dengan rentang antara 0,12 hingga 25 meter. Laju abrasi rata-rata setiap tahunnya sebesar 2 meter.

Tim Sekolah Energi Bersih (SEB) Kanopi Hijau Indonesia telah mengunjungi Desa Pekik Nyaring untuk memberikan pemahaman kepada para generasi muda mengenai ancaman krisis iklim sebagai penyebab utama abrasi pantai.

Seorang warga Desa Pekik Nyaring, Upik, menyampaikan kisahnya saat air laut menghancurkan rumah mereka, yang dulunya merupakan daratan dengan pohon cemara laut serta aktivitas nelayan.

Tim SEB telah melakukan studi lapangan di lokasi terdampak abrasi, dengan delapan perwakilan siswa SMA dari berbagai sekolah di Kota Bengkulu.

SEB selama empat tahun terakhir telah aktif memperjuangkan pentingnya bergerak bersama dalam melawan penggunaan energi batubara, yang menjadi salah satu penyebab utama perubahan krisis iklim di Bengkulu.

Hanifa Juniyati, salah satu peserta study trip, menyatakan bahwa abrasi di Desa Pekik Nyaring adalah bukti akan ancaman krisis iklim yang akan merenggut daratan di masa depan, serta pentingnya kesadaran dini.

Hosani, Manajer SSEB Kanopi Hijau Indonesia, menyampaikan kekhawatirannya terkait minimnya tindakan dari pemangku negara dalam mengatasi laju abrasi yang sudah menelan korban. Faktor-faktor seperti PLTU batu bara turut menjadi penyebab perubahan iklim.

Selain Pekik Nyaring, beberapa titik di pesisir Bengkulu lainnya juga mengalami abrasi, seperti Pantai Abrasi Mukomuko, Pantai Ketahun, Pantai Lais, Pantai Desa Pondok Kelapa, Pantai Bengkulu Selatan, dan Pantai Kaur.