Skip to main content
x
Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta. (Diky/mediasinardunia.com)

Penguatan Rupiah Menyambut Libur Panjang Lebaran

Jakarta, Mediasinardunia.com - Rupiah berhasil menguat di sesi perdagangan terakhir sebelum libur panjang Lebaran selama 8 hari ke depan. Pada perdagangan Jumat (5/4/2024), rupiah menjadi mata uang Asia dengan penguatan terbesar di kawasan, meskipun data cadangan devisa Maret menunjukkan penurunan terdalam sejak Mei lalu.

Para pelaku pasar domestik terlihat lebih optimis menyambut libur panjang mulai pekan depan, di tengah menantikan data ekonomi penting Amerika yang akan dirilis malam ini. Mereka melakukan pembelian besar di pasar saham maupun surat utang.

Optimisme tersebut juga didorong oleh perkembangan kesaksian empat menteri kabinet di depan sidang Mahkamah Konstitusi hari ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,45% menjadi 7.286,88. Sementara itu, imbal hasil surat utang negara turun, di mana tenor 2Y terkikis 0,9 bps menjadi 6,341%, dan tenor 10Y juga turun 1,8 bps menjadi 6,654%.

Rupiah juga menguat sepanjang hari dan ditutup pada level Rp15.848/US$, penguatan terbesar di Asia hari ini. Kurs tengah Bank Indonesia, JISDOR, juga ditutup menguat di Rp15.873/US$.

Penguatan rupiah terjadi di tengah kekuatan mayoritas mata uang Asia yang juga menguat terhadap dolar AS. Di antara mata uang Asia lainnya, rupee India, baht Thailand, dolar Taiwan, Singapura, dan yuan Hong Kong juga menguat.

Namun, beberapa mata uang Asia lainnya masih tertekan oleh dolar AS, seperti won Korea, peso Filipina, ringgit Malaysia, dong Vietnam, dan yuan China yang mengalami penurunan.

Bank Indonesia melaporkan cadangan devisa Maret sebesar US$140,4 miliar, mengalami penurunan bulanan terbesar sejak Mei 2023 dan menjadi yang terendah dalam empat bulan terakhir. Potensi kenaikan BI rate ke depan bisa terjadi jika rupiah terus tertekan.

(Rilis BT)