Skip to main content
x
Pemerintah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, memberikan perhatian khusus terhadap pembangunan infrastruktur jembatan di wilayah pesisir pantai Kecamatan Ipuh yang selama ini tidak bisa dilalui kendaraan roda empat terutama untuk mengangkut buah sawit. (Diky/mediasinardunia.com)

Pemerintah Kabupaten Mukomuko Fokus Bangun Jembatan di Desa Pasar Ipuh, Kecamatan Ipuh demi Kemudahan Akses Transportasi Masyarakat Serta Pengangkutan Buah Sawit

Mukomuko, Mediasinardunia.com - Pemerintah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, memberikan perhatian khusus terhadap pembangunan infrastruktur jembatan di wilayah pesisir pantai Kecamatan Ipuh yang selama ini tidak bisa dilalui kendaraan roda empat terutama untuk mengangkut buah sawit.

"Pembangunan jembatan di Desa Pasar Ipuh, Kecamatan Ipuh menjadi perhatian khusus sehingga kami mengusulkan anggaran pembangunannya tahun 2025," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Mukomuko, Apriansyah, di Mukomuko, Selasa (2/7/24).

Hal tersebut merespons aspirasi warga Desa Pasar Ipuh, Kecamatan Ipuh, yang berharap pemerintah membangun jembatan tua yang rusak dan terdampak banjir di wilayah tersebut, agar kendaraan roda empat pengangkut hasil panen tandan buah segar kelapa sawit dapat melintas.

Apriansyah mengungkapkan bahwa perencanaan pembangunan jembatan perlu dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui biaya yang diperlukan, mengingat lokasi jembatan tersebut dekat dengan pinggir laut sehingga konstruksi bangunannya harus menggunakan beton.

Proses pembangunan jembatan dilaksanakan dengan membongkar bangunan yang ada kemudian dipasang gelagar baru tanpa perlu memindahkan pondasi, kemudian dipasang gelagar beton untuk memastikan ketahanan jembatan tersebut.

Menurut Anang, Kepala Desa Pasar Ipuh, jembatan yang rusak tersebut merupakan akses utama bagi masyarakat untuk mengeluarkan hasil panen sawit dan juga penghubung dengan beberapa desa lainnya di sekitar wilayah tersebut.

Dia menambahkan bahwa sepeda motor hanya mampu membawa sedikit buah sawit ke tepi jembatan karena khawatir lantai jembatan akan jebol jika muatan terlalu berat.

Anang menyoroti bahwa jembatan tersebut sudah puluhan tahun tidak pernah mendapatkan perbaikan sehingga tidak mengherankan jika kondisinya sudah sangat memprihatinkan.

Ia juga menyampaikan bahwa aspirasi warga terkait perbaikan jembatan tersebut sudah sering dikomunikasikan kepada pemerintah daerah dan provinsi, namun hingga saat ini belum ada tanggapan yang jelas.