Skip to main content
x
LPEM UI, Teuku Riefky Mengingatkan Laju Inflasi Berpotensi Meningkat. 24/05/2024 (Ari/Mediasinardunia.com)

LPEM UI Mengingatkan Laju Inflasi Berpotensi Meningkat

Jakarta, Mediasinardunia.com - Intervensi aktif pemerintah diyakini telah berhasil menurunkan tingkat inflasi pada bulan April 2024, seiring dengan meredanya fenomena El Nino. Menurut Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI, Teuku Riefky, keberhasilan dalam pengelolaan pasokan pangan oleh pemerintah serta dampak yang moderat dari El Nino telah menyebabkan tekanan inflasi harga pangan menurun, yang pada akhirnya berdampak pada penurunan inflasi selama periode Idulfitri 2024.

Riefky menyatakan bahwa tingkat inflasi selama periode Idulfitri atau bulan April 2024 sebesar 3,0% secara tahunan cenderung lebih rendah dibandingkan dengan tiga tahun sebelumnya. "Hal ini akan memberikan kontribusi positif dalam menjaga inflasi sesuai target Bank Indonesia sebesar 1,5%-3,5%," katanya.

Inflasi bulanan pada bulan April 2024 sebesar 0,25% juga mengalami perlambatan setelah mencapai puncaknya sebesar 0,52% pada bulan Maret 2024. Perlambatan inflasi ini sejalan dengan meredanya tekanan pada harga pangan, yang memiliki bobot tertinggi dalam perhitungan inflasi.

"Pada bulan April, terjadi penurunan tekanan harga pangan setelah sepuluh bulan berturut-turut mengalami tekanan kenaikan biaya pangan," jelas Riefky.

Detailnya, inflasi komponen pangan melambat signifikan dari 8,09% secara tahunan pada bulan Maret 2024 menjadi 7,56% secara tahunan pada bulan April 2024. Secara bulanan, harga pangan bahkan mencatatkan deflasi sebesar 0,12%, yang turun secara signifikan dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,66%. Deflasi ini terutama disebabkan oleh penurunan harga beras, cabai merah, telur ayam ras, dan cabai rawit.

Meskipun demikian, Riefky menekankan bahwa potensi risiko inflasi di masa depan masih terlihat dan perlu diatasi dengan baik. Dia mencatat bahwa tekanan eksternal yang terus berlanjut telah melemahkan nilai tukar rupiah dalam beberapa minggu terakhir, yang berpotensi memberikan dampak negatif pada tingkat harga domestik melalui inflasi impor.

Di sisi lain, dia juga mengingatkan bahwa beberapa lembaga iklim memperkirakan kemungkinan terjadinya fenomena La Nina pada kuartal III/2024, yang dapat memberikan dampak negatif pada produksi pangan hortikultura.

"Karena itu, langkah mitigasi risiko dan pengelolaan pasokan pangan masih perlu diperhatikan hingga akhir tahun 2024," tegas Riefky.

Rls: Bsns.c